Diberdayakan oleh Blogger.

Colours of Life

some though of mine, myself, and my life ~

Tepat setahun yang lalu (30 April - 1 Mei 2019) aku dan teman - temanku mengikuti event Reksa Bumi #3 yang dilaksanakan di Desa Wisata Sigedong, Kecamatan Bumijawa - Kabupaten Tegal. Reksa Bumi merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Bumi (Earth Day) yang jatuh pada tanggal 21 April.




Reksa Bumi #3 ini digelar oleh para pegiat lingkungan dan pecinta alam dari berbagai komunitas dan berbagai kalangan masyarakat. Peserta Reksa Bumi #3 berasal dari berbagai daerah (Kota dan Kab. Tegal serta dari luar Tegal), berbagai lini, berbagai komunitas yang semuanya memiliki misi yang sama yaitu "menjaga dan merawat bumi". Menurut Ketua Panitia Reksa Bumi #3, Mas Kamal Fuadi, bahwa Reksa Bumi #3 ini berfokus ke Konservasi Air. Selama 2 hari 1 malam, peserta berbaur bersama dalam dinginnya angin yang cukup menusuk tulang namun tetap hangat (karena masuk ke tenda hehe..). Rangkaian acara demi acara sangat bermanfaat untuk diikuti karena membahas isu-isu lingkungan. Berbicara tentang lingkungan dan ke-bumi-an merupakan topik bahasan yang selalu hangat, menarik, dan menyenangkan karena setiap diskusi akan mendapat ilmu baru dari para narasumber.


Setelah pendirian tenda, diskusi tentang isu-isu lingkungan menjadi pembukaan bagi kami untuk saling bersinergi turut berpikir dan bertindak demi menjaga bumi kita. Hingga pagi hari, kami dibagi ke dalam beberapa tim untuk melakukan penanaman tanaman konservasi di sekitar mata air. Ada 30.000 bibit pohon pinus yang ditanam di area mata air. Lalu, adapula 500 bibit jambu, rambutan dan 300 bibit karet. Berikut beberapa dokumentasi saat penanaman di area mata air, melalui medan yang tidak datar dan cukup terjal. 





Selain penanaman pohon, dalam Reksa Bumi #3 juga melakukan aksi bersih sampah baik di camp area maupun di area sungai yang dilalui peserta dalam penanaman, juga pada beberapa titik di Desa Wisata Sigedong. Di akhir acara, turut hadir Bupati Tegal, Ibu Umi Azizah dan beberapa instansi pemerintah terkait, lalu beliau berpesan agar kita tetap terus menjaga dan merawat tanaman yang telah kita tanam, menjaga kebersihan lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, dan bersama - sama saling bersinergi untuk menjaga bumi kita. Mungkin tahun ini belum ada Reksa Bumi atau aku kurang tahu jika memang telah diagendakan, namun karena adanya wabah corona, maka di hari bumi ini aku kembali mengingat kegiatan setahun lalu dan semoga tidak menyurutkan rasa semangat kita untuk terus bangkit dan menjaga bumi kita agar tetap sehat ! 

Bagiku, bumi sebagai planet yang kita tinggali bersama, sudah sepantasnya kita sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna, wajib menjaga dan melestarikan alam ini. Terlebih tugas manusia di bumi ini adalah sebagai khalifah.

Kita tidak mewarisi bumi dari nenek moyang, namun kita meminjamnya dari anak cucu. Happy Earth Day ! Be nice, as well. Lestari alamku, lestari bumiku !




-satukan cinta, untuk bumi kita-

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar




source : knowyourteam.com 




Akhir – akhir ini aku seringkali merasakan keresahan atas banyaknya perdebatan yang terjadi di sekitar kita. Mulai dari permasalahan yang simpel hingga yang kompleks. Keresehanku dimulai dari beberapa kali bahkan seringkali aku mendapat chat dari orang – orang yang kurasa menganggap dirinya ingin “curhat” dan menjadikannya “korban” terdampak dari beberapa kebijakan ataupun case yang sedang hangat – hangatnya terjadi di sekitar kita. It’s oke for me to be your good listener, meskipun sampai detik ini aku tidak pernah bisa menilai apakah saran/advice dari sudut pandangku itu bagi mereka baik atau tidak, bermanfaat atau tidak, aku tidak memperdulikan hal itu. Diterima syukur, tidak diterima pun tidak apa – apa (karena dari Dialah kita berilmu dan kepadaNyalah kita kembali).

But my questions, kenapa tiap dari mereka membutuhkan pendapatku dan saat ku sampaikan dari sudut logis yang mungkin aku memahami bagian tersebut, dan – saat apa yang ku sampaikan tidak bisa diterima / merasa tidak cocok dengan jalan pikiran mereka – kenapa menjadi personal attack? kenapa menjadi menyerangku? bukankah tadi menjadikanku teman diskusi?

Kita memang tidak bisa memungkiri bahwa hidup kita tidak akan pernah lepas dari masalah. Dan dari masalah tersebut, tidak sedikit pula yang “tidak menikmati proses” selama bermasalah. Oke kita ibaratkan seperti rasa sakit. Banyak orang menanyakan “kamu sakit apa?” “dari kapan kamu sakit?” dan “apakah sudah sembuh?” tapi mungkin kita lupa menanyakan proses dari sakit menuju sembuh, lupa menemani tiap – tiap rasa sabar dalam menuju sembuh. Bukankah keduanya juga nikmat yang perlu kita syukuri ? So, I hope you get the point what I mean how to face in every problems and trials.

Back to my topic about debate. Selama menjadi seorang debaters, baik selama masa – masa training dan kompetisi – kompetisi yang kulalui, aku selalu berusaha mengambil value penting, baik dari para debaters lain, dari para coach, adjudicator, maupun dari kesalahan yang sering ku buat, ataupun dari keberhasilan atas buah dari kesabaran dalam berlatih. Dalam masa kompetisi, rival is rival but after the competitions, we are friends. Point penting yang ku ambil dalam tiap debate competition adalah kami diwajibkan untuk brain storming untuk mencari solusi mana yang terbaik atas masalah dari tema / motion? speaker dan tim mana yang paling rapi, paling logic, paling memberi banyak dampak baik, paling bisa ngena dalam menjelaskan dan menyusun background of problems hingga solusi terpecahkan ? Selebihnya, bonusnya adalah menjadi juara (ya karena lagi kompetisi -_-)

Banyak sekali pelajaran yang kudapatkan selama menjadi debaters. Menjalani masa – masa training yang cukup melelahkan ternyata membuah hasil pada kompetisi dan yang terpenting, aku mendapatkan value yang mungkin secara penalaran harus lebih tajam dan detail. Apa yang dibahas dan diperdebatkan sesuai dengan motion, dan tentu saja TIDAK MENYERANG PERSONAL. 
But, why ? ketika aku dihadapkan pada perdebatan di kehidupan sehari – hari di masyarakat, melihat dengan seksama, menghayati bahkan tak jarang pula untuk ikut menyelami, and my conclusion was going to “banyak yang belum bisa menerima perbedaan pendapat dan menyikapi dengan baik, tidak jarang pula yang berujung adu fisik”.

Banyak orang yang tiba- tiba menjadi ahli untuk menyampaikan pendapat dan argumennya ketika case – case terjadi di sekitar kita, banyak yang beradu argument yang tak sedikit pula berujung permusuhan. Singkatnya, yang banyak diadu adalah mulut, bukan otak. Dan yang kutanyakan, mengapa tidak mengambil value dari tiap diskusi atau adu argument ? Mengapa orang lebih suka untuk menonjolkan dirinya terlebih dahulu atas pendapat – pendapatnya, dan tidak mengedepankan point – point yang perlu untuk disampaikan ? Mengapa orang lebih suka membenarkan pendapatnya, dan mengagung – agungkan dirinya ketimbang merendahkan hatinya untuk mendengarkan pendapat orang lain terlebih dahulu ? dan berani “mengiyakan” jika memang pendapat orang lain jauh lebih baik ?

Banyak orang berdebat tentang kebenaran, masing – masing mengklaim dirinya sebagai yang paling benar. Kita mungkin tahu, bahwa kebenaran terbagi dalam dua jenis, subjektif dan objektif. Kebenaran subjektif melibatkan persepsi pengamatan (all is relative), benar bagi si A belum tentu benar bagi si B. Artinya tidak ada kebenaran yang benar – benar mutlak. Sedangkan objektif lebih melihat fakta tanpa melibatkan persepsi. Dari keduanya, yang pada akhirnya diambil benang merah sebuah konsensus bersama dari hal hal yang kita sebut “ketidakpastian” alias memiliki acuan dan landasan. We can catch this point.  

But, kembali lagi pada tiap – tiap argumen dan perdebatan yang mirisnya berujung debat kusir, please come on guys ! aku juga bukan seorang psikolog yang mungkin bisa memahami isi dari tiap lawan bicara atau mudah mengkuliti dari kata demi kata. Aku hanya mencoba berfikir rasional, susahkah kita untuk menjadi manusia yang memiliki rasa toleransi dan tenggang rasa or even deal with our mind and understand each other.

Yasudah sampai sini saja keresahanku, I hope for the next, kita bisa berdiskusi secara baik dan sopan dan lebih saling menghormati lawan bicara, apapun topiknya, dan bagaimanapun kondisinya.


Ps : semua ceritaku tentang debaters terlepas dari unsur apapun, namun aku hanya bermaksud untuk berterimakasih dan bersyukur pernah ada dan melalui fase menjadi debaters (dari SMA - Kuliah) yang ternyata banyak pelajaran berharga yang kudapatkan dari guru-guru/coach/debaters/adju, dan sangat berguna dalam kehidupan, khususnya dalam berdiskusi dan analisa. 
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar


foto di hutan mangrove



Di ufuk timur, rona sinarnya mentari
Ia menyapa bulir - bulir padi
Dan embun - embun yang membasahi
Atas turunnya pabrik kenangan semalam yang selalu meresapi
Tak lupa, ia mencium seduhan aroma kopi
Menyempurnakan pagi
Hingga pada akhirnya kembali menapaki
Menekuni jari jemari yang terus menari
Menyusun jeritan kata di dalam hati
Membawanya menggali dari berbagai sisi
Menyusuri ribuan huruf yang terpatri
Hingga menjelma pada makna yang begitu rapi
Berkecamuk dalam pusara untuk memeluk mimpi
Yang selalu mengantarnya pada ruang – ruang imajinasi
Jauh tak bertepi, tanpa tapi

Hari demi hari silih berganti
Kala mimpi per mimpi ia coreti
Pada akhirnya menjadi prasasti
Segalanya telah ia lalui
Namun yang ia cari tak ia dapati
Bak berlayar di laut mati
Lantas, ia mencoba menepi
Barangkali, jika sendiri jauh lebih mengenali
Dan memaknai sejati nan abadi

Pada suatu titik yang ia temui dalam sunyi
segala harap dan cemas tak dapat ia obati
ia pikir, bayang ilusi hanya menghantui
Dan tak jua ia sebut sebagai ambisi
Lalu, bukankah pada akhirnya ia kan kembali
pada bumi yang ia pijaki ?

Di penghujung hari ini
Dimana sajak – sajak (masih) menari dan menyelami tiap lini
Kuucapkan, selamat hari puisi !

Fildzah Kharisma N.H

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Fildzah Kharisma N.H

Fildzah Kharisma N.H

About me

I’m a girl who loves nature, green, environmentalist, and social humanitarian enthusiasm.

Halaman

  • Home
  • Travel
  • Contact

Visitors

Followers

Follow Me

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

recent posts

Label

  • cerpen
  • English
  • Environment
  • Friends
  • Goresan hati
  • Indonesia
  • Life Traveler
  • Masa sekolah
  • Opini
  • Perjuangan
  • Puisi
  • Religi

Blog Archive

  • Mei 2020 (2)
  • April 2020 (3)
  • November 2019 (1)
  • April 2019 (1)
  • November 2017 (3)
  • Oktober 2017 (2)
  • Januari 2017 (2)
  • Maret 2016 (2)
  • Maret 2015 (1)
  • Januari 2015 (1)
  • Februari 2014 (1)
  • Januari 2014 (1)
  • Desember 2013 (3)
  • Agustus 2013 (5)
  • Juli 2013 (3)
  • Juni 2013 (1)
  • Maret 2013 (3)
  • Februari 2013 (7)
  • Januari 2013 (2)
  • Desember 2012 (6)
  • November 2012 (2)
  • Oktober 2012 (3)
  • September 2012 (1)
  • Agustus 2012 (10)
  • Juli 2012 (2)
  • Juni 2012 (3)
  • Mei 2012 (3)
  • Maret 2012 (1)
  • Februari 2012 (3)
  • Januari 2012 (5)
  • Agustus 2011 (2)
  • Juli 2011 (4)
  • Juni 2011 (3)
  • Mei 2011 (5)
  • April 2011 (2)
  • Januari 2011 (1)
  • Desember 2010 (1)
  • Agustus 2010 (4)
  • Juli 2010 (3)
  • Juni 2010 (7)

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates