Diberdayakan oleh Blogger.

Colours of Life

some though of mine, myself, and my life ~


Guys, I really love rain. Even when I was child I often waited  for the rain while sat on the terrace or stand up behind the windows of my house. I always believe that there is rainbow after raining. It means, that  there will come happiness after sadness and crying. I really like the rain, because the drops cause the tone and rhythm.
The rain brought me to peace that is eternal. Maybe you don’t believe it.  But, whatever you’re thinking of, truly I love the thunder as it is a painting of God which is so light, as the lightning was so powerful, heart bluffing guys :)
Rain can cover and be a poker face, when I'm crying. No bodies know. Just me and God, also the rain.
Rain, your drops bring the blessings for every creature in this earth. The water flows into the soil, giving life to plants, animals and supplies to the human.  Simple but meaningful, right?
Rain, sometimes it heals my wounds that are not dry yet,  which is still a gaping wound. Message of peace that He brought to me through the rain was so meaningful and so entrenched  trough of my heart.
Rain, the water flow is so cool, giving peace for every soul in this earth. every your drop bring the love and compassion. I felt warmth in my cold. Sometimes rain makes my heart melt, and suddenly it heal my gaping wound.
Rain, would you come and sit down with me with your peaceful  ever after?  Will you accompany me even if I’m alone ? 


Imagine this picture, when I was child 


Looking the rain behind my window, so peaceful :)


feel the warmth inside cold, even if in lonely 


or with couple :D


Yap, this drop "simple but meaningfully"

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

God, I just want to briefly take off all my problems. Just a minute God, please. I miss my parents, I miss home and family.  Now, I think this is only emptiness, God. I know, and I believe that You're always beside me, when all the trouble comes, when the allegations attack me, when mistrust comes, I need  my father’s hug, also my mom. God , it doesn’t mean that I am weak, right ?  Because I miss them so much . I know,  both of us are busy, and therefore allow me to kiss their feet, maybe even shed a tears on their shoulders. I miss the comfortable thing.  Ya.. When all the problems come too close then hitting my life, all I give and turn on to You, my Lord.  Sometimes I just want to feel a moment of happiness and peaceful, certainly with my beloved peoples.  Somehow,   it’s very hard at all. I know, it'll make me stronger and mature in the face of reality. God, guided me into your path. And let me take a moment to fly around the sky and stopped  at Your moon. Even just a minute, then I picked the star up there. Be mature, get up as soon as possible, keep strong and cool, Fild !



Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

Tulisan ini aku buat khusus untuk sahabatku  ( cewe ) sebut saja dia “mawar”. Dia begitu tegar dan sabar menjalani hidupnya yang begitu berat, dia tak pernah menyerah melawan penyakit yang dia derita. Hingga Tuhan memanggilnya. Aku yakin Tuhan sangat sayang padanya. Maka Dia mengambilnya kembali dariku. Begini ceritanya :
Aku dan dia, sudah seperti kakak dan adik. Sejak kecil, dari TK hingga sekarang kami bersama. Dari SD pun kami selalu duduk bersama, kami sering saling mengejek, menjambak rambut, mencontek, dimarahi guru, berangkat bersama, makan jajan bersama, sering saling bonceng sepeda, mengaji dan menghafal al-qur’an bersama, tertawa bersama dan kami begitu bahagia saat itu.  Kami pernah berenang di rumah dia yang padahal itu adalah kolam ikan yang sangat besar, aku masih mengingatnya dengan jelas ! dan ada yang mengenai kakiku , lele ! hahaha.. dia tertawa puas sekali melihatku basah dan terluka. :D. Kami belum mengerti masalah orang dewasa.  Saat SMP pun, meski kami berbeda sekolah, aku dan dia tetap bersama. Belajar , bersendau gurau, dan mulai mengenal masa remaja. Kami pernah menjadi pager ayu dalam resepsi pernikahan saudaraku. Aah.. betapa bahagianya kami. Persahabatan yang begitu indah, tanpa mengenal “aku dan kamu” tetapi kami selalu menyebutnya dengan “kita”.  Dia pasti masih ingat, saat bulan ramadhan, kami selalu bersama pergi ke masjid, terkadang buka bersama. Dan setelah itu kami menyalakan kembang api dan wow !! betapa senangnya kami waktu itu.
 Musim itu telah berlalu, dan kami memasuki masa SMA.  Aku memang tak satu sekolah dengannya, dan jarak pun memisahkan kami saat itu. Terkadang, kami hanya bisa bertemu seminggu sekali, barang 1 – 2 hari untuk bersama, seperti biasa, memandang langit , melihat bulan dan bintang.  Aku masih ingat betul, hadiah – hadiah yang ia beri padaku saat aku ulang tahun, aku masih menyimpannya. Dan kuharap, dia pun masih menyimpan hadiah dariku.
Mulai disini, semua berubah drastis. Dia sakit. Aku rasa, ini sakit biasa. Namun, ternyata tidak. Aku sungguh tak tega melihatnya. Semenjak itu… dia lebih sering diam, tak banyak bicara padaku. Mungkin karena rasa sakit yang ia rasa. Dan perlahan, semakin sakit katanya. Ditambah dengan masalah keluarga yang ia hadapi. Semenjak SMA, aku memang sudah jarang main dengannya, karena kesibukan dan berbagai kegiatan di sekolah, dan sekali lagi..jarak yang memisahkan kami.  Dia mengirim surat padaku, disana dia bercerita tentang masa – masa SMA dengan teman – temannya, tentang orang tuanya, tentang keluarganya, dan yang pasti tentang hidup dan rasa sakit yang ia derita. Sebagai sahabat, aku berusaha untuk meyakinkan dia, bahwa dia pasti akan sembuh. Dengan tegar dan sabar… dia jalani segala terapi. Aku balas suratnya, dan dia pun membalasnya lagi. Kau tau sobat ? aku masih menyimpannya dengan sangat rapi. Tiada orang yang tahu akan segala isi surat itu, kecuali aku, dia dan adiknya.
18 tahun sudah kami bersama, februari kemarin adalah ulang tahunnya yang ke 19 tahun. Lagi dan lagi, kami memang dipisahkan jarak. Aku kuliah disini, dan jarang sekali aku pulang. Sesekali ia memberi kabar padaku, tentang terapinya, tentang orang tuanya, dan tentang kehidupannya. Dan diapun menanyakan padaku tentang rasanya kuliah. Terkadang, aku merasa bersalah, karena ia ingin bertemu denganku namun aku masih terpaku pada kesibukanku disini.  Tapi sesekali aku pulang dan menengoknya, ku ajak dia keluar dan makan bersama, ku ajak dia mengenang masa kecil kami, memandang bulan dan bintang, makan jajanan keliling, dan kami pernah kehujanan. Saat itu , aku begitu khawatir akan kesehatannya. Namun tak terjadi apa – apa padanya. Aku ajak dia keliling mall, aku ajak dia menikmati indahnya dunia agar sedikit melupakan rasa sakit yang ia derita. Matanya yang sayu, aku tak tega melihatnya. Aku pun tak kuasa meneteskan air mata didepannya.  Ah.. terlalu banyak kata jika harus ku ceritakan semua tentang persahabatan kami.
Sekitar bulan Maret..  anggap saja  XX-Maret-2012
Tiba – tiba saja hp ku berdering saat aku di kampus, dan adiknya mengabariku , bahwa “mawar” telah meninggal. Dia menghembuskan nafas terahirnya di dunia..  Aku shock , speechless dan diam mematung.  Lantas tanpa pikir panjang aku pulang ke rumah. Namun sayang, aku tak bisa melihatnya untuk yang terahir kalinya.  Meski keluarganya telah menungguku lama dan aku telah berpacu dengan waktu secepat mungkin, namun aku terlambat, mungkin karena jarak yang cukup jauh.  Jika memang hanya air mata yang bicara, air mata ini adalah air mata kasih sayangku padanya sebagai sahabatnya. Sesekali saat aku pulang ke rumah, aku melewati rumahnya. Dan melihat tempat yang biasa dia duduk, aku masih melihat bayangan itu, bahwa dia ada.
“ Sob, kami semua sayang padamu, namun Tuhan jauh lebih sayang padamu kawan , maka Ia mengambilmu.  Kawanku, kau mungkin takkan abadi, namun kau harus ingat  bahwa persahabatan kita abadi. Dan kita pernah punya cerita, bahwa kita pernah bersama. Kau adalah sahabat sekaligus kakak yang begitu tegar menjalani hidup, sabar dan tak pernah menyerah. Baik – baik ya disana, aku selalu mendoakanmu, aku selalu merindukanmu. Semalam aku memimpikanmu lagi.. Aku melihatmu tersenyum bahagia disana. Tuhan, jagalah dia. Kami semua sayang padanya. Dan terimakasih Tuhan, Kau telah menghadirkannya dalam hidupku”.
….  And I write it because of the missing time with some memories of my life with my best friend.  There is no intention to reveal, and no offense. 

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Fildzah Kharisma N.H

Fildzah Kharisma N.H

About me

I’m a girl who loves nature, green, environmentalist, and social humanitarian enthusiasm.

Halaman

  • Home
  • Travel
  • Contact

Visitors

Followers

Follow Me

  • facebook
  • twitter
  • instagram
  • Google+
  • pinterest
  • youtube

recent posts

Label

  • cerpen
  • English
  • Environment
  • Friends
  • Goresan hati
  • Indonesia
  • Life Traveler
  • Masa sekolah
  • Opini
  • Perjuangan
  • Puisi
  • Religi

Blog Archive

  • Mei 2020 (2)
  • April 2020 (3)
  • November 2019 (1)
  • April 2019 (1)
  • November 2017 (3)
  • Oktober 2017 (2)
  • Januari 2017 (2)
  • Maret 2016 (2)
  • Maret 2015 (1)
  • Januari 2015 (1)
  • Februari 2014 (1)
  • Januari 2014 (1)
  • Desember 2013 (3)
  • Agustus 2013 (5)
  • Juli 2013 (3)
  • Juni 2013 (1)
  • Maret 2013 (3)
  • Februari 2013 (7)
  • Januari 2013 (2)
  • Desember 2012 (6)
  • November 2012 (2)
  • Oktober 2012 (3)
  • September 2012 (1)
  • Agustus 2012 (10)
  • Juli 2012 (2)
  • Juni 2012 (3)
  • Mei 2012 (3)
  • Maret 2012 (1)
  • Februari 2012 (3)
  • Januari 2012 (5)
  • Agustus 2011 (2)
  • Juli 2011 (4)
  • Juni 2011 (3)
  • Mei 2011 (5)
  • April 2011 (2)
  • Januari 2011 (1)
  • Desember 2010 (1)
  • Agustus 2010 (4)
  • Juli 2010 (3)
  • Juni 2010 (7)

Created with by ThemeXpose | Distributed by Blogger Templates