Selamat Hari Pendidikan Nasional
Tepat hari ini, Sabtu, 02 Mei 2020 kita semua memperingati Hari Pendidikan Nasional. Pasti kita tak kan lupa akan semboyan dan figur yang melekat penuh tentang pendidikan. Yap, ialah beliau Ki Hajar Dewantara dengan semboyannya "ing ngarso sung tuladha, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani" .
Jika kita melihat dari kacamata pendidikan, sudahkah pendidikan di Indonesia merata ? sudahkah seluruh warga negaranya dapat mengenyam pendidikan yang termaktub dalam UUD 1945 Pasal 31 ?
Kemudian aku teringat pada beberapa kali aku mengikuti kegiatan bertajuk pendidikan yang mungkin tidak asing lagi di dunia pendidikan yaitu "Kelas Inspirasi". Pertama kali aku mengikuti Kelas Inspirasi yaitu saat tahun 2017 di Tegal, penempatan di Desa Harjawinangun dan aku menjadi relawan fotografer. Bahkan saat itu aku ditunjuk dimintai tolong karena kekurangan fotografer. Disitulah pertama kali aku mengenal Kelas Insprasi. Masih belum terlalu tersentuh saat itu, karena aku teramat fokus pada tiap bidikan kamera yang menjadi hobbyku dan ku nyaman bermain dengan lensa untuk dapat menghasilkan gambar yang dapat menyampaikan cerita didalamnya. Ku mengenal beberapa relawan lain yang menjadi relawan pengajar yang berasal dari berbagai macam daerah sesuai dengan profesinya masing - masing dan mengenalkan cita - cita pada siswa - siswi sekolah dasar dimana kami ditempatkan. Kegiatan berlangsung hanya satu hari dan dalam satu hari itu proses belajar mengajar "diambil alih" oleh kami, lalu guru-guru pun ikut serta memantau anak didiknya. Uniknya, mungkin dalam proses KBM harian siswa - siswi belajar seperti biasa dan dikenalkan cita - cita tanpa ada "prototype" atau pelaku yang berprofesi langsung. Nah.. disini, dengan berbagai macam pengajar yang sudah berprofesi mengenalkan profesinya kepada siswa - siswi. Kebanyakan target dari kegiatan Kelas Inspirasi ini adalah sekolah - sekolah (SD) yang masih terpencil, jauh dari sentuhan modernitas atau pun bahkan bisa jadi di kota-kota namun memang masih dibutuhkan sentuhan dan pemahaman akan "what we called it dreams".
dokumentasi pribadi : salah satu siswa di SD Harjawinangun 01
Pada tahun 2018 aku diajak kembali untuk mengikuti Kelas Inspirasi Tegal, dan saat itu aku mencoba ikut seleksinya dan ambil peran sebagai relawan pengajar penempatan di area Bumijawa. Aku bersama para relawan lain ditempatkan di SD Sigedong 01. Mendengar kata Bumijawa saja sebetulnya cukup membuatku tertarik karena didukung dengan kondisi alam yang bagus. Saat itu aku mengenalkan tentang dunia pertanian dan lingkungan. Awalnya aku ragu, apakah anak - anak SD tersebut akan tertarik atau acuh ? Ternyata mereka tertarik dan ketika jadwal Back to School di dua bulan setelahnya, mereka masih mengingat para relawan dan saat aku ajak mereka untuk menanam (kebetulan tema yang diambil saat Back to School yaitu "menanam pohon bareng anak kaki gunung slamet" sehingga aku mengisi materi dan membawa beberapa jenis bibit tanaman untuk dibagikan dan ditanam bersama). Terlepas dari kepentingan apapun, aku sangat terharu bahwa guru-guru melihat kegembiraan para siswa saat dikenalkan tentang mimpi, cita-cita, dan bahkan point plusnya bagi aku pribadi, bisa dekat dan mengenal para generasi penerus bangsa ini, indeed. Terlebih, mereka hidup di lingkungan yang tiap mereka membuka mata di pagi hari, mereka bertatap langsung dengan anugerah Tuhan yang tiada bandingnya, kesejukan dan hamparan pepohonan yang menjulang membentuk gugusan bukit - bukit dan sesekali Gunung Slamet menampakkan kegagahannya.
seorang siswa yang sedang menempelkan cita - citanya di pohon cita-cita.
Di tahun 2019 pun aku ikut seleksi KI kembali di tiga daerah yaitu Yogyakarta, Purwokerto dan Tegal. Namun saat di Yogyakarta kebetulan jadwal bersamaan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia sehingga aku berhalangan hadir. Saat di Tegal pun aku berhalangan hadir. Sehingga hanya di Purwokerto yang bisa kuhadiri, itupun selama masa kuliah aku belum pernah mendarat di area Banyumas tepatnya di Desa Binangun. Aku ditempatkan di SD Binangun 03, dan wow ! it was awesome ! aku sangat merekomendasikan area ini menjadi salah satu rujukan untuk KKN Unsoed, atau mungkin sudah pernah (?). Karena banyak aspek kehidupan lainnya yang (masih) perlu ditingkatkan selain pendidikan.
Btw, anak - anak di Binangun pun sepertinya masih jauh dari sentuhan teknologi dan modernitas. Terlepas dari sudut pandang pribadi, sebagai tenaga pendidik, guru - guru di Binangun pun bercerita tentang kehidupan anak - anak disana dan betapa pendidikan disana menjadi pencerah. Terlihat dari gurat bahagia anak - anak pun ketika dikenalkan tentang mimpi dan cita - cita, menjadi jawaban atas rasa penasaranku. Bagaimana mungkin, kita bisa berkata bahwa pendidikan di negeri ini telah merata ? sementara banyak titik air mata dari para pendidik yang menghujani perasaan dan keibaanku setiap cerita demi cerita dan sayup - sayup terdengar rintihan akan kesejahteraan pendidik sementara mereka adalah pembawa lentera ? Melihat keluguan anak - anak disana membuat aku semakin tertampar bahwa anak - anak adalah generasi emas, mereka adalah aset bangsa yang perlu kita dorong, perlu kita jaga untuk menjadi garda terdepan dalam menghadapi perputaran zaman.
Ingatanku kembali berputar pada saat aku berada di Pulau Sailus Kecil, disana hanya terdapat satu sekolah dasar, yang kondisinya pun cukup memprihatinkan baik dari sarpras maupun kurangnya tenaga pendidik. Jika ingin melanjutkan ke jenjang lebih tinggi maka harus berlayar ke pulau sebelah atau tidak sedikit pula yang berlayar ke Lombok. Ku teringat pada salah satu guru disana (bukan asli Sailus) yang pada akhirnya memutuskan untuk menetap dan mengabdi di Sailus. Hati siapa yang tidak bergetar membaca sebuah pengorbanan demi memprioritaskan pendidikan ? Betapa pendidikan hingga saat ini masih menjadi problema yang belum terpecahkan ?
Sila bisa dilihat kondisi pendidikan di Indonesia Timur tepatnya di Pulau Sailus di video youtube pada blog ku di ENJ 2017 NTB.
berfoto bersama anak - anak Pulau Sailus, sesaat sebelum berpisah.
Bagiku, pendidikan bagaikan oase di tengah gurun. Ia seperti tegukan air yang senantiasa menyejukkan keringnya dahaga.
semoga kesejahteraan senantiasa memeluk para pembawa lentera, sang pendidik. Terimakasih kuucapkan kepada para guru di seluruh penjuru negeri ini. Semoga anak - anak Indonesia ini menjadi para generasi penerus bangsa yang tumbuh menjadi tonggak dan pembawa estafet yang patut kita banggakan.
Selamat Hari Pendidikan Nasional ! Jayalah negeriku !
bersama anak - anak di Bumijawa
2 komentar
Mantap👍
BalasHapusterimakasih kak :)
Hapus