Kidung Mimpi di Hari Puisi
foto di hutan mangrove
Di ufuk
timur, rona sinarnya mentari
Ia menyapa
bulir - bulir padi
Dan embun -
embun yang membasahi
Atas
turunnya pabrik kenangan semalam yang selalu meresapi
Tak lupa,
ia mencium seduhan aroma kopi
Menyempurnakan
pagi
Hingga pada
akhirnya kembali menapaki
Menekuni
jari jemari yang terus menari
Menyusun jeritan
kata di dalam hati
Membawanya
menggali dari berbagai sisi
Menyusuri
ribuan huruf yang terpatri
Hingga
menjelma pada makna yang begitu rapi
Berkecamuk
dalam pusara untuk memeluk mimpi
Yang selalu
mengantarnya pada ruang – ruang imajinasi
Jauh tak
bertepi, tanpa tapi
Hari demi
hari silih berganti
Kala mimpi
per mimpi ia coreti
Pada
akhirnya menjadi prasasti
Segalanya
telah ia lalui
Namun yang
ia cari tak ia dapati
Bak
berlayar di laut mati
Lantas, ia
mencoba menepi
Barangkali,
jika sendiri jauh lebih mengenali
Dan
memaknai sejati nan abadi
Pada suatu
titik yang ia temui dalam sunyi
segala
harap dan cemas tak dapat ia obati
ia pikir,
bayang ilusi hanya menghantui
Dan tak jua
ia sebut sebagai ambisi
Lalu, bukankah
pada akhirnya ia kan kembali
pada bumi yang
ia pijaki ?
Di penghujung
hari ini
Dimana
sajak – sajak (masih) menari dan menyelami tiap lini
Kuucapkan,
selamat hari puisi !
Fildzah
Kharisma N.H
0 komentar