68 Tahun, Sebuah Refleksi
Bismillah, ijinkan saya berucap syukur
kepada Tuhan. Hari ini, Sabtu, 17 Agustus 2013 Negara Republik Indonesia
memasuki usia yang ke-68 tahun. 68 tahun, bukanlah angka yang sedikit. 68 tahun
adalah angka yang sangat matang. Ibarat manusia, angka berkepala 6 tersebut
pastilah sudah benar – benar matang. Matang dapat pula diartikan dewasa. Dewasa
berarti dapat memahami dan mempertanggungjawabkan segala tindakan, Tapi, apakah
bangsa ini matang pula dalam menghadapi segala permasalahan yang terjadi ?
Apakah bangsa ini telah matang dalam menyikapi segala konflik, menyingkap
segala beda, dan berperilaku dewasa dalam menghadapi tantangan di era
globalisasi ini ? Mari kita tanya pada diri kita, sudahkah negeri ini merdeka ?
sudahkah bangsa kita memaknai kemerdekaan yang sejati ? kemerdekaan yang
seutuhnya murni. Memang benar, apa yang dikatakan oleh Bung Karno yang kurang
lebih seperti berikut, “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun
perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri”. Merdeka berarti
bagaimana kita memerdekakan diri dari segala beban yang kita buat sendiri.
Kemerdekaan, semoga tak sekadar sepatah kata yang melintas di setiap jiwa
bangsa. Di era globalisasi yang penuh dengan tantangan ini, menjadi bangsa yang
merdeka tak sekadar berucap semata, namun kita buktikan bahwa kita mampu
memerdekakan bangsa ini dari segala aspek yang masih menjadi konflik.
Berbicara tentang kemerdekaan,
termasuk pula memerdekakan jiwa – jiwa yang terjerat. Termasuk pula
memerdekakan hati yang terpenjara kegelapan. Tatkala semua saling
menyingsingkan lengan, memahami solidaritas, toleransi umat, dan bersama
mewujudkan visi Indonesia yang sesuai dengan konstitusi. Masa depan terbentang
luas, bagi jiwa bangsa yang tak mengenal lelah dalam memperjuangankan nasib
bangsa.
Bahwa faktanya makna kemerdekaan
sejati belum tersentuh oleh seluruh elemen bangsa. Karena, masih banyak
generasi yang hanya menginginkan hal – hal yang instan, masih banyak generasi
yang tidak memperhatikan para pejuang yang kini telah terbuang, masih banyak
pemimpin negeri yang belum dapat memimpin dirinya sendiri, dan masih banyak lagi yang tak dapat saya
sebut satu per satu.
Maka, melalui opini saya, bukan
bermaksud untuk saling menyalahkan, namun marilah kita bersama membuka mata,
dan semoga setelah ini akan ada bibit – bibit yang dapat merdeka, yang dapat
meneruskan perjuangan para pahlawan dan pejuang yang belum terealisasi, bukan
merdeka untuk satu pihak, namun merdeka atas nama Indonesia. Termasuk generasi
penerus bangsa melalui cara, upaya, karakter, dan konsentrasi studi masing –
masing. Hingga, pada akhirnya cita – cita leluhur bangsa terwujud, yang pada
akhirnya menjadi cita – cita bangsa Indonesia sepenuhnya. Sadarkah kita ?
Negeri ini banyak dilirik karena potensi yang besar, baik Sumber Daya Alam
maupun Sumber Daya Manusia. Sadarkah kita ? telah banyak Negara bahkan lembaga
Internasional yang mengakui keberagaman budaya dan sosial masyarakat yang
sangat majemuk. Sadarkah kita ? banyak Negara yang cemburu akan kekayaan kita,
akan negeri yang sangat tersohor
memiliki lebih dari 17.000 pulau. Namun, semua itu akan sirna, percuma dan sia
– sia tatkala tidak diakui oleh bangsa sendiri, tatkala tidak dipelihara dan
dirawat oleh bangsa sendiri, tatkala tidak dimanfaatkan untuk anak cucunya
kelak, tatkala hanya sifat materialis yang meracuni otak bangsa ini, tatkala
hanya mementingkan keegoisan semata.
Jujur, saya selalu merinding dan
selalu bangga ketika lagu Indonesia Raya dinyanyikan oleh para pahlawan bangsa
yang berjuang demi Tanah Air, ketika lagu Indonesia Raya dikumandangkan di
Negara lain. Apakah kau merasakan hal yang sama, hai kawan ? Maka, melalui tulisan ini semoga kita
sebagai bangsa Indonesia bangkit, bangkit dari segala keterpurukan dan jeratan.
Tetaplah junjung tinggi nama Indonesia, dimanapun, dan kapanpun kita berada.
Bersama ini, saya juga mengajak
kawan – kawan negeri, walau tak dapat membantu banyak, walau tak bertemu muka,
namun Tuhan selalu mendengar doa. Kita doakan saudara – saudara kita Ikhwan di
Mesir, Mujahidin Suriah, Mujahidin Palestina, semoga bersabar hingga Allah
menangkan dan memerdekakan. Karena, Mesir pun merupakan Negara pertama yang
mengakui kemerdekaan Negara Indonesia. Sekian, opini saya tentang negeriku
tercinta, semoga dapat menjadi semangat bangsa !
Berkibarlah Merah Putihku,
Tetaplah engkau di dadaku !
0 komentar