Pretend

by - Desember 26, 2012

Terkadang, kita berpura – pura bahagia untuk menutupi segala ketidakbahagiaan kita. Bukan berarti , kita menyepelekan rasa bahagia itu, bukan berarti pula kita menganggapnya murahan. Namun, karena mahalnya sebuah kebahagiaan, tak banyak orang mampu merasakannya, bahkan mengucapnya.

Pada akhirnya, hidup ini hanya milik orang dewasa. Cukup berpura – pura menjadi orang tua untuk melaluinya, atau berpura – pura menjadi anak – anak untuk menghindarinya. Padahal, hanya sebatas menjalani drama di dunia. Skenario ? jelas sudah tertata dengan rapi oleh Sang Maha Penata Hidup. Cukup menjadi salah satu dari sekian banyak lakon, cukup menjalani satu dari sekian milyar kisah. Namun, tetap saja.  Kita tak bisa mengelak, bahkan sekedar bertanya untuk apa kita disini ? mencari kebahagiaan kah ? Hingga dedaunan itu pun jatuh dari rantingnya, hingga bunga yang layu menjadi bermekaran pun pada akhirnya kita sendiri yang menjawab pertanyaan itu.

Yah, adakalanya orang mudah saja berkata bahagia. Namun, banyak dari mereka yang tak mengerti. Maka, aku tak ingin salah. Aku tak ingin salah menempatkan kata dan rasa bahagia. Karena aku tahu, betapa susahnya, aku tahu betapa harus berjuang dan mengorbankan segala hal, betapa harus merelakan yang orang lain tak tahu, betapa letihnya hanya untuk mendapatkan itu. 

Dan berpura - pura bahagia pun, terkadang membuatmu kuat. Percayalah, Tuhan sedang menguatkan hati kita, bukan melemahkan. Karena Dia Maha Kuat.



Entah ,seberapa istimewa bahagia itu, hingga harus mengorbankan segala sesuatu untuknya.

You May Also Like

2 komentar