My Point of View
Kali ini aku akan menulis pandanganku tentang pergaulan anak
jaman sekarang, khususnya model 2012 ! kenapa ? kaget ? penasaran ? oke mari
kita kupas dahulu dalam beberapa point berikut :
1. Pergaulan diluar batas
sering aku lihat pergaulan cewek dan cowok kini sudah diluar batas kewajaran, apalagi anak kos ; yang jauh dari kontrol orang
tua. BEBAS , LEPAS ! yah, mungkin itu slogan yang mereka tanam. Bagi mereka, hamil
diluar nikah , dugem dan free sex adalah hal yang biasa, *astaghfirullah. Keluar masuk kandang juga sudah biasa, seakan
mereka memiliki dunia yang hanya milik mereka saja! meski setahun ini diriku
juga dinobatkan menjadi anak kos, namun sampai detik ini aku masih menjaga
nilai dan etika dalam bergaul.
2. Sampah masyarakat
Banyak sekali dijumpai di gang-gang kecil
ataupun di pinggir jalan, sampah masyarakat, preman dan sejenisnya ! mereka
nongkrong disana dan disini , dengan gayanya yang mereka anggap “gaul” . Setel musik keras –
keras gak jelas, mengganggu orang yang sedang lewat, keterlaluan gak tuh ? Belum lagi jika ada orang tua yang memberi
nasehat, seakan nasehat itu hanya memantul di telinga mereka, belum sempat
masuk. Sekali lagi, hanya memantul,
pemirsa. Dan, kehidupan mereka tidak
jauh dengan rokok , hitam , rantai , dan negative thinking dari masyarakat. Kondisi
ini semakin parah saat mereka mempengaruhi para pelajar untuk mengikuti
jejaknya, tidak hanya anak SMP atau SMA, anak SD pun sudah mulai mengenal dunia
mereka. Bagaimana saat narkoba sudah memasuki kehidupan mereka ? bisa sakaw di
sekolah ! kalau sudah begini, siapa yang akan bertanggung jawab ?
3. Memudarnya nilai sopan dan santun
Bisa kau bayangkan ? saat orang memberi
nasehat dan tuturan, terkadang dengan gayanya yang “gaul” lagi, mereka
mengangkat dan menunjukkan jari tengahnya kemudian berkata “what the…..” . Hahaha, maksud lo ? katanya sih gaul ya,
padahal di western sana, arti dari mengangkat jari tengah itu berbeda dari yang
biasanya anak muda lakukan disini. So, gak usah sok keren dan sok western deh
kalau belum tau arti yang sesungguhnya. Malu dong sama diri sendiri ! selain
itu, etika mereka dalam berbicara pun sudah berbeda dari adat kita, dahulu saat
orang tua sedang berbicara, kita tunduk dan mulai berbicara saat diijinkan. Namun
sekarang, mereka sering memotong
pembicaraan orang tua dan mereka tidak mau diatur.
4. Adanya “boyband/girlband”
Mungkin masih ambigu ya boyband/girlband
disini maksudnya mereka hidup terkotak – kotak, bekelompok – kelompok, yang
kaya dengan yang kaya, kelompok ABG yang punya BB, yang ber mobil, dan sebagainya . Mereka masih mempertahankan GENGSI
! saat diajak untuk mengikuti organisasi remaja di desa pun, mereka dengan
sigap menjawab TIDAK ! lagi dan lagi, GENGSI yang dipertaruhkan.
5. Menipisnya rasa cinta tanah air
Berdasarkan survey , banyak pemuda yang
tidak tahu menahu tentang lagu kebangsaan mereka sendiri ! paling hanya Indonesia
Raya yang biasa dikumandangkan setiap hari senin. Itupun juga terjadi pada lagu daerah, mereka
tak mengenal budaya sendiri. MIRIS !
Bagaimana mau hafal lirik, penciptanya saja
mereka tak tahu. Dan parahnya , gak mau
tahu ! this is the big problem ! Namun, mereka begitu hafal lagu – lagu barat,
sebagai contoh AX7 , Muse, Linking Park, dan teman - temannya.
Mereka kehilangan esensi dari lagu di dalam negeri. Saat melihat track list MP3 pun hanya ada
barisan lagu barat, indie, folk, jazz dan boyband/gilrband.
Bahkan, anak – anak jaman sekarang pagi
hari sudah berkicau “ Baby I miss you ,
miss you , miss you so much…” , dulu saat aku sekolah diperdengarkan lagu –
lagu kenangan nostalgia, lagu anak – anak *baca : joshua, tasya dkk, lagu
keroncong dan lagu daerah oleh ayahku. Sekarang aku kaget melihat kondisi anak –
anak yang “addicted to music that not give them essential value”. Dan parahnya itu hanya untuk pamer saja ,
bukan penikmat musik yang sesungguhnya. What a pity .
6. Life Style yang over dosis
Anak SMP dan SMA versi 2012 sangat terlihat
berbeda dari versiku dahulu. Sekarang , dandanannya gak mau kalah dengan ibu –
ibu yang mau arisan dan mba SPG. Make up yang berlebihan, berpakaian yang
kurang wajar, dan tidak memposisikan diri bagaimana mereka menggunakan pakaian
yang pantas sesuai acara yang sedang berlangsung. Antara mau ke mall dengan
pergi ke sekolah sangat berbeda tipis ! terkadang memakai pakaian yang “You can see” dan salah dalam mix and match’in baju, sehingga secara kasat mata terlihat
aneh. Dari segi rambut entah cewe atau cowo , seakan salon sudah menjadi rumah
mereka. Dari atas hingga bawah hampir memakai produk ternama, entah asli ternama atau hanya cover, dan masih menggunakan tittle "alay".
7. Merebaknya “Anak Lebay”
Ini masih sering terjadi , entah para
pelajar, calon mahasiswa, bahkan mereka yang sudah menjadi mahasiswa. Entah dalam sms nya yang alay ,
contoh : “ k4k, aquW beLooM d4Pet keL0mPok NicH, giMan4 donKz kAaA.. kAk4 kaN
paNiti4…huFh……….” Tulisan begitu walau mereka pikir sepele, namun bagi yang “normal”
akan merasa kesulitan dalam membaca, membuat mata sakit ! selain hal tersebut,
ada pula “Anak Lebay” dalam artian yang hatinya selalu mellow dan galau.
Berbicara sedikit tentang cinta, mereka langsung cekatan menyangkut-pautkan
dengan lirik – lirik lagu. Ini kondisi
yang begitu menjamur di kalangan anak muda sekarang, entah darimana memulainya.
8. Sok eksis
Dalam hal ini adalah mereka (pelajar) yang
suka mencorat – coret dinding sekolahnya , entah dengan nama organisasi mereka,
atau nama mereka. Justru ini akan terlihat karakter organizer yang
sesungguhnya, kan ? ditambah lagi mereka yang hobby mencorat – coret meja dan
kursi dengan tipe- X , tinta , spidol
dsb. Ini sungguh sangat merusak mata, bisa dibayangkan ? jika suatu saat ada
kunjungan “sister school” ataupun turis asing , dan melihat kreatifitas
tersebut.
9. Dibodohi oleh teknologi
Mereka tidak memanfaatkan teknologi yang
ada dengan semestinya. Orang tua sudah bersusah payah membelikan laptop, HP,
Tablet, dsb agar digunakan sebaik mungkin sebagai fasilitas pendidikan. Namun yang
terjadi yaitu, mereka menggunakannya untuk online , WiFi-an, Update status
sepanjang hari, berkicau di twitter setiap waktu dan asik dengan dunianya yang “Lebay”.
Memiliki banyak jejaring sosial, namun
tidak memanfaatkannya dengan baik. Bagaimana saat orang tua mereka
mengontrolnya ?
10. Dimanjakan dengan private school
Dahulu, saat SD dan SMP aku belajar dengan
teman – teman, terkadang ke rumah guru sekali dua kali. Dan dari situ kami
belajar kemandirian dan mengerti arti saling melengkapi dalam kebersamaan. Namun,
sekarang masih kelas 3 SD pun sudah di private kan di lembaga bimbingan
belajar yang ternama, dan sekali lagi , kebanyakan karena gengsi dan iming –
iming akan menghasilkan output yang berkualitas. But, it’s Unpredictable, right ? kembali lagi
ke kondisi anak – anak. Jadi, dimana
fungsi sekolah sebagai tempat untuk belajar ? hal ini, secara tidak langsung memberikan
gambaran tentang kondisi pendidikan saat ini, mereka semakin manja. Bukan berarti melarang
mereka untuk belajar di lembaga private, namun seakan mereka tidak mempercayai
sekolah yang mereka pilih sendiri untuk belajar. Kalau begitu , lebih baik belajar saja di lembaga private daripada
menyusahkan berbagai pihak.
Padahal nih ya, mereka semua yang
aku tulis adalah generasi muda Indonesia, mereka yang nantinya akan memimpin
negeri ini, di tangan mereka nasib bangsa ini. Tapi apa yang terlihat ? Entah
moral , etika , kesopanan dan budaya ada dimana , negeriku semestinya tidak
seperti ini. Namun, AKU PEDULI terhadap kondisi masa depan bangsa ini , memang
sedih melihat kondisi sekarang. Tenang, masih ada yang peduli terhadap kondisi
bangsa ini, yaitu mereka yang tak mau terus-menerus dijajah oleh bangsa
sendiri, dan mereka yang siap menjadi agen perubahan, dan tentunya, mereka yang mau berfikir dan bertindak. Degradasi moral anak muda ! saatnya kita
melihat Indonesia ke depan, kita masih punya harapan. Untuk teman – temanku dimanapun
kalian berada saat ini, semoga pesan ini tersampaikan pada lubuk hati kalian
dan bersama – sama kita bangkit untuk masa depan bangsa yang lebih baik !
INDONESIA BISA !
0 komentar