17 Agustus 1945 – 17 Agustus 2011
66 tahun Indonesia medeka kawan !! hmm, apa iya ?
Mari kita membaca sejarah yang mengantarkan kita pada saat ini. Saat dimana kita bisa merasakan kemerdekaan, saat dimana kita sudah tak lagi menghirup udara komunis dan penjajah. Saat kita dengan leluasa bisa melihat sang Merah Putih berkibar agung di angkasa. Bisakah kita merasakannya kawan ?
Coba sejenak merenung kejadian sebelum 17 Agustus 1945, 66 tahun yang lalu.
Untuk mengibarkan sang Merah Putih, harus mengorbankan nyawa ribuan pahlawan. Perjuangan mempertahankannya, tak peduli darah dan keringat yang mengalir deras , Betapa besar perjuangan mereka, demi MERAH PUTIH…!!
Tapi , apa balasan kita saat ini kawan ?
Mengapa Kita hanya berdiam diri saja, melihat Indonesia dijajah oleh bangsa sendiri ? mereka melawan Belanda dan Jepang saja bisa , kita ??!
Di ulang tahun Negara kita yang ke 66 ini,perlu adanya tindakan nyata, bukan angan semata.
Wahai generasi muda ! tidakkah kita malu kepada Negara lainnya, mereka begitu bangga dengan bangsanya dan selalu berlomba untuk memberikan yang terbaik untuk negara.
Mungkin banyak dari kita yang terlalu jenuh dengan permasalahan dalam pemerintah, kasus korupsi yang tiada hentinya, tenaga kerja yang tak pernah absen disiksa, lumpur yang semakin meluap, dan masih banyak lagi. Kawan, aku tahu kalian sebenarnya punya banyak mimpi. Namun, mengapa kalian terlalu pesimis , padahal belum mencobanya, meski harus jatuh mengapa tidak bangun kembali ? Kawan, akankah kita berdiam diri saja, melihat bendera kita dilecehkan ? akankah kita diam tanpa kata mendengar lagu daerah kita direbut dan diperdendangkan di negeri orang ?
Bayangkan apa yang akan terjadi jika 60 tahun lalu, Bung Karno sepenuhnya jujur tentang Indonesia. Bayangkan ia berdiri di sebuah podium; ribuan telinga menanti penuh harap di hadapannya. Kemudian dia berkata, “Indonesia adalah bangsa yang buta huruf, 95% penduduk kita tidak dapat membaca. Kurang dari 2% rakyat kita mengenyam pendikikan. Tidak ada yang bisa kita harapkan dari bangsa bodoh ini. Bayangkan betapa hal itu akan jadi pukulan keras bagi semangat kemerdekaan. Tapi Bung Karno tidak pernah mengatakan itu semua. Ia berdiri dengan bangga lalu berkata, “Gantungkan cita-cita mu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit; dengan begitu jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang”. Bung Karno bukannya lari dari atau menyembunyikan kenyataan. Dia tahu itu adalah masalah nyata yang pada akhirnya harus mereka hadapi. Namun ia juga tahu, dalam usaha memperjuangkan kemerdekaan, optimisme harus dibangun. – cuplikan Forum Indonesia –
Kawan, jika bukan kita yang menjadi agen perubah dunia, lantas siapa lagi ? jika bukan kita yang maju di barisan paling depan, lalu 66 tahun Indonesia mungkin akan sama dengan peringatan 1 tahun Indonesia meredeka. ! 66 tahun bukan angka yang muda kawan, sudah sepantasnya Indonesia setara. Kemerdekaan yang hakiki adalah rasa keinginan untuk terlepas dari penjajah, bukan hanya penjajah kaum colonial, tetapi penjajah oleh bangsanya sendiri. Kemerdekaan bukan hanya permainan kata – kata belaka tetapi itu janji yang tertoreh dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945.
Dan untuk kedua kalinya , perayaan ini tepat bertepatan dengan tanggal 17 Ramadhan , bulan yang sangat suci dan dengan peringatan Nuzulul Qur’an. Begitu istimewanya angka 17 ini. semoga ini menjadi sebuah berkah tersendiri bagi bangsa kita. Maka dari itu, kita manfaatkan moment yang sangat istimewa ini untuk benar – benar merefleksikan diri sudah sejauh mana , Indonesia merdeka.
Pada akhirnya saya mengucapkan DIRGAHAYU 66 TAHUN REPUBLIK INDONESIA. JAYALAH NEGERIKU, TERUSLAH BERKIBAR MERAH PUTIHKU..!!
Ditulis oleh : Fildzah KNH, 17 Agustus 2011 at alam Indonesia dengan kibaran Merah Putih.